- Back to Home »
- Boekoe »
- Nun: Tafsir Gerakan Al-Qalam
Apresiasi atas Nûn:
Tafsir Gerakan
Al-Qalam
Setiap ideologi
idealnya harus mampu memadukan tiga unsur; keyakinan, pengetahuan, dan
tin-dakan. Pertama, ideologi
mengan-dung seperangkat keyakinan berisi tuntunan-tuntunan normatif-per-spektif
yang menjadi pedoman hidup. Kedua,
ideologi mengandung semacam paradigma penge-tahuan berisi seperangkat prinsip,
doktrin, dan teori, yang menyediakan kerangka interpretasi dalam memahami
realitas. Ketiga, ideologi mengandung
dimensi tindakan yang mengandung level operasional dari keyakinan dan pengetahuan dalam realitas kongret. Azaki
Khoirudin berhasil menyajikan buku Nûn-Tafsir
Gerakan Al-Qalam sebagai bacaan ideologis gerakan IPM. Buku ini ditulis
secara sistematis, filosofis, kreatif, imajinatif, dan kontemplatif, sehingga
mudah dicerna tanpa kehilangan bobot intelektualitasnya.
––Yudi Latif, MA.
Ph.D.
Ketua Harian Pusat
Studi Pancasila Universitas Pancasila Jakarta, Direktur Eksekutif Reform
Institute, Penulis buku Negara Paripurna
Betapa Allah
bersumpah "demi pena", mengandung makna aksiologis "epistemologi
gerakan budaya menulis" bagi hadirnya generasi penulis pasca hasil pemilu
tahun 2014 untuk saatnya bersiap segera mengganti elit birokrasi yang
gagal memimpin negeri dalam tradisi penguatan budaya menulis tentang
"Ideologi ke-Indonesiaan". Hadirnya "korupsi struktural"
niscaya akan terulang ketika elit politisi dan birokrasi berada ditangan mereka
yang fakir dalam memaknai dan menghargai kekuatan budaya menulis tentang
Indonesia yang otentik, maupun politisi, birokrasi, pemuka agama, akademisi,
penegak hukum, akademisi dan profesional yang jujur maupun yang melacur.
Melalui karya riset dan tulis, generasi penyelamat bangsa memiliki dokumen
sejarah masing-masing rezim hasil pemilu dan terselamatkan dari efek budaya
lisan yang kurang berbudaya.Tentu bangsa ini memerlukan tulisan dengan kualitas
kejujuran, kecerdasan, visioner dan kandungan kemanusiaan otentik, bukan dalam
kualitas bahwa sosial media yang bercorak fanatisme politik yang rendah nilai
budaya penulisannya.
––Dr. M. Busyro
Muqoddas, S.H., M.Hum.
Ketua PP IPM
1975-1979, Mantan Ketua Komisi Pemberantas Korupsi ke-3 2010-2011, dan penulis
buku Hegemoni Rezim Intelijen
Buku ini membuktikan Azaki Khoirudin sebagai
aktivis yang peduli dengan ideologi IPM.
Ketika para aktivis dan kader IPM yang “agak lupa” dengan spirit gerakannya
pada semboyan Nûn Walqalami Wamâ Yasthurûn, ia menerbitkan buku tentang kehebatan “Nun”. Saya apresiasi dan penghargaan
yang setinggi-tingginya atas kehadiran buku ini. Filosofi “Nûn” ini perlu dikaji oleh seluruh kader IPM supaya
tidak terjadi kesenjangan ideologi IPM. Spirit “Nûn”
mengisyaratkan tradisi membaca. Oleh karena itu, keder IPM membaca tidak hanya
dilakukan di sekolah, dalam forum-forum rapat IPM juga harus dibiasakan memulai
dengan arisan buku. Kebiasaan membaca sejak dini di mulai di rapat-rapat akan
memacu motivasi keingintahuan terhadap sesuatu dengan pembacaan secara
mendalam.
––Dr. Khoiruddin
Bashori, M.Si.
Ketua Umum PP IPM
1986-1989, Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah 2000-2005, Mantan Rektor UMY,
Penulis buku Psikologi
Keluarga Sakinah
Memulai dari “Nûn” yang mungkin dapat dimaknai sebagai “Nûr” atau cahaya, Tuhan menisbahkan “al-Qalam” (pena) sebagai media untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman, untuk pencerah-an akal dan
nurani (tanwir al-‘uqul wa al-qulub).
Maka sudah selayaknya pena tajam menggores, meng-hujam, menera, bahkan menembus
ruang dan waktu per-adaban manusia. Semoga melalui buku ini, Azaki Khoirudin
dapat menghadirkan spirit dan cahaya literasi yang menjadi pendorong kebangkitan
peradaban Islam dan tajdid Muhammadiyah yang mulai “layu” lekang oleh waktu.
––Dr. Zakiyuddin
Baidhawy, M.Ag.
Dosen STAIN Salatiga, Presidium JIMM Jawa
Tengah, dan Penulis buku Teologi Neo-Al-Ma’un
Di
tengah derasnya tarikan arus untuk aktif di dunia politik bagi kalangan muda,
buku ini adalah simbol bahwa dunia akademik tidaklah mati atau ditinggalkan
oleh angkatan muda Muhammadiyah, terutama di IPM. Dengan mengambil judul Nun–Tafsir Gerakan Al-Qalam, buku ini
ingin menunjukkan bahwa dunia keilmuan-akademik dan pendidikan-kepelajaranlah
yang justru dapat secara cepat mengubah Indonesia ke arah kemajuan yang lebih
baik, bukan politik.
Disaat
langkanya aktivis gerakan yang sekaligus menjadi pemikir, Azaki Khoirudin
adalah satu model aktivis yang sekaligus menjadi akademisi dan ideolog. Dengan
melihat CV-nya, pembaca akan yakin bahwa Azaki adalah aktivis tulen di IPM,
IMM, dan Muhammadiyah. Dengan memperhatikan baris-baris buku ini, pembaca tak
akan ragu lagi untuk menyatakan bahwa Azaki adalah akademisi yang serius.
Kekuatan utama dari buku ini adalah terletak dalam upayanya memperkokoh ideolog
dari IPM. Buku ini menjadi semacam tafsir dari manifesto gerakan IPM. Karena
itu, buku ini wajib dibaca oleh peserta berbagai pelatihan dan perkaderan yang
diadakan oleh IPM. Selain itu, buku ini juga harus menjadi referensi yang tak
boleh ditinggalkan bagi siapapun yang ingin mengkaji tentang persoalan
pendidikan di Muhammadiyah.
––Ahmad Najib
Burhani, M.A., Ph.D.
Peneliti MAARIF Institut dan LIPI (Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia), Penulis buku Muhammadiyah
Jawa
“Nûn-Tafsir
Gerakan Al-Qalam” yang ditulis oleh
Azaki Khoirudin merupakan perenungan serius tentang ideologi gerakan IPM.
Ketika kader-kader IPM memiliki semangat Nûn
Walqalami Wamâ Yasthurûn, sebagaimana ia tulis, saya yakin mereka akan
membawa Muhammadiyah dan bangsa menuju masa depan peradaban gemilang.
––dr. H. Agus
Sukaca, M.Kes.
Ketua I PP IPM 1986-1989, Ketua Majelis
Tabligh PP Muhammadiyah 2010-2015, Penulis buku The 9 Golden Habits
Setiap semboyan
mengandung makna. Bagi kebanyakan pengikut sebuah kelompok, semboyan seringkali
berhenti di semboyan. Cukup dihafal-kan, dilafalkan dibibir, sebagai penanda
identitas kelompok, tetapi buku ini tidak. Sementara kebanyakan aktivis IPM
hanya bangga melantunkan semboyan sebatas lisan, penulis buku ini masuk lebih
dalam ke dasar kesadaran pemaknaan semboyan itu. Ya, Nûn Walqalami Wamâ Yasthurûn, sebuah semboyan yang kaya makna.
Azaki Khoirudin telah berhasil membentangkan makna yang selama ini terabaikan.
Setiap aktivis IPM
wajib membaca buku ini, demi pemahaman yang mendalam akan salah satu elemen
paling dasar organisasi mereka. Telah lama kita dibuai dalam aktivitas
keorganisasian yang meskipun penting, juga berpotensi menumpulkan mata pisau
fikir. Zaki hendak mengingatkan kepada kita, melalui buku ini, bahwa aktivitas
organisasi jangan melenakan kita pada kegiatan refleksi keilmuan. Sebab, tanpa
itu, organisasi hanya akan menjadi rangka mesin mekanis, dan tanpa ruh yang
menghidupkan. Dengan sendirinya, buku ini merupakan perwujudan dari semboyan Nun itu. Ya, karena hanya dengan menulis
maka jejak sejarah gagasan manusia akan abadi. Itulah Scripta
Manen Verba Volant, menulis itu
abadi, bicara itu fana. Demikian pepatah bijak Yunani Kuno mengingatkan.
––Pradana Boy ZTF
Dosen UMM, Presidium JIMM Jawa Timur,
penulis buku Fiqih Jalan Tengah
Nun merupakan sumber pengetahuan dan
interkoneksi pengetahuan dengan sum-bernya yaitu Allah swt. Penelitian pustaka
yang dilakukan penulis menguatkan tentang inte-grasi agama dengan pengetahuan.
Namun yang diungkapkan bukan itu saja, adanya gerakan progresif untuk melakukan
pence-rahan berdasarkan nilai-nilai Illahiah, khu-sunya pada IPM sebagai
organisasinya sehing-ga memberikan tawaran gerakan khususnya pelajar. Gerakan
keilmuan yang ditawarkan dalam buku ini merupakan salah satu penerapan ideologi
Islam berkemajuan sebagaimana yang dikemukakan oleh KH Ahmad Dahlan. Islam
berkemajuan yang diterapkan mampu berfikir dan bertindak di luar kotak,
sehingga dapat berkontribusi menyelesaikan perso-alan bangsa ini. Karya
Azaki Khoirudin merupakan buku wajib
pegangan kader IPM karena bersifat ideologis dan tawaran penerapan gerakan IPM
untuk pencerahan.
––Muhammad Abdul
Halim Sani
Korps Instruktur Nasional DPP IMM dan
Penulis Manifesto Gerakan Intelektual
Profetik
Buku yang cukup
komprehensif menjelaskan tafsir Al-Qalam dalam konteks gerakan pelajar di
Indonesia terutama selama rezim demokrasi (pasca 1998). Menjadi pegangan bagi
para aktivis muda, pengamat gerakan sosial, dan akademisi yang tertarik melihat
geliat gerakan kaum muda di era modern
seperti yang dialami IPM dimana Azaki Khoirudin di dalamnya.
––Ridho Al-Hamdi,
M.A.
Dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Ketua PP IPM
2006-2010, Sekretaris LPCR PP Muhammadiyah, Penulis buku Partai Politik Islam
Lewat pengalaman dan pergerakan dak-wah yang mas
Azaki Khoirudin miliki, buku ini menjadi lebih dari sekedar tulisan, namun ilmu
yang bermanfaat, terterapkan dan bernas. Buku Nun ini kaya akan ilmu ulama
salaf dan khalaf.
––Felix Y Siauw
Penulis buku Beyond
The Inspiration
Remaja
itu unik, sebuah bagian masyarakat dengan daya kreativitas dan rasa ingin tahu
yang luar biasa. Lembaga IPM, sebagai wadah untuk para remaja adalah solusi
yang tepat guna menciptakan kehidupan masa remaja yang penuh manfaat. Dalam
buku ini, penulis mengingatkan bahwa semboyan yang sering dikumandangkan para
kader IPM bukan hanya sekedar semboyan saja, melainkan sebuah janji Allah SWT
yang dituliskan dalam Al-Qur’an sebagai penuntun hidup manusia.
Remaja
yang berilmu dan reiligius, itulah salah tujuan kenapa remaja,tak hanya kader
IPM, perlu membaca buku ini. Agar mereka mengetahui konsep keilmuan dari
Al-Quran serta tafsir di balik salah satu ayatNya. Saya yakin, seorang remaja
yang telah membaca buku ini akan lebih menghayati kembali isi Al-Qur’an dan
mulai menggunakannya dalam hidup sehari- hari, dalam menuntut ilmu maupun
berorganisasi.
––Triana
Candraningrum
Pimpinan Redaksi Majalah Kuntum
IPM
merupakan pintu pertama dan utama pengaderan lepas Muham-madiyah. Pertama,
karena inilah fase kaderisasi paling awal dan berkesan. Utama, karena individu
yang dikader secara umum masih polos, belum mempunyai warna dan kepentingan
tertentu. Dengan demikian, IPM lah ortom yang memungkinkan lahirnya kader tulen
dan loyal. Tetapi pada saat yang sama, kaderisasi IPM (SMA, SMK, MA) mempunyai
rentang waktu terpendek. Di sinilah tantangan-nya.
Sistem
nilai IPM harus dijabarkan seterang mungkin dan dapat ditanamkan dalam waktu
yang singkat tersebut. Masalah yang sering diabaikan oleh para penggagas adalah
asumsi bahwa konsumen yang akan mencerna gagasannya telah dewasa dan mempunyai
pemahaman memadai tentang berbagai hal.
Nah,
anggota IPM itu adalah kader persyarikatan di lingkup pelajar yang masih harus
berbenah pada pemahaman-pemahaman dasar ilmu alat seperti bahasa dan matematika
serta ilmu alam maupun ilmu sosial. Artinya, semua rumusan tentang ideologi dan
materi pengaderan IPM harus disampaikan dengan pendekatan yang sesuai daya dan
pola pikir pelajar atau ABG, bukan mahasiswa atau orang dewasa umumnya. Dalam
konteks inilah Tafsir NUN ipmawan Azaki Khoirudin menemukan bentuk dan
urgensinya.
Tafsir
Nun memberi ruh dan jiwa bagi moto IPM, Nun
wal qolami wa maa yasthuruun. Pena dan tulisannya adalah simbol ilmu. IPM
harus akrab dengan ilmu baik tentang dan yang terdapat di masyarakat, alam dan
al-Quran. Tahapan pengu-asaan ilmu di IPM adalah menguasai imu alat seperti
matematika dan bahasa Arab. Setelah mengurai kaitan antar cabang ilmu versi
jejaring laba-laba dan pohon ilmu yang cukup sulit dipahami para pelajar,
tafsir NUN mengajak turun ke gerakan ilmu ala
nalar ayat-ayat semesta yakni melakukan analisis sederhana atas teks al-Quran
kemudian dikaitkan dengan fenomena dan teori alam yang mungkin. Nalar yang
sangat mungkin dilakukan oleh IPM. Artinya, tafsir NUN mengajak IPM kembali
pada al-Quran dan sains sesuai dengan levelnya.
––Agus Purwanto,
D.Sc. (Doctor of Science)
Kepala
Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS, Penulis buku Ayat-Ayat Semesta dan Penggagas TrenSain
Judul : NUN: Tafsir Gerakan Al-Qalam)
Penulis : Azaki Khoirudin
Prolog : Dr. Haedar Nashir, M.Si (Ketua PP Muhammadiyah) dan Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed (Sekretaris PP Muhammadiyah)
Epilog : Moh. Mudzakir, M.Si
Penerbit: Al-Wasat Publishing House dan Nun Pustaka
Tebal : xi+255 hlm
Harga : Rp. 45.000,-
Order : Amalia (0857 4904 0451).
Prolog : Dr. Haedar Nashir, M.Si (Ketua PP Muhammadiyah) dan Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed (Sekretaris PP Muhammadiyah)
Epilog : Moh. Mudzakir, M.Si
Penerbit: Al-Wasat Publishing House dan Nun Pustaka
Tebal : xi+255 hlm
Harga : Rp. 45.000,-
Order : Amalia (0857 4904 0451).