- Back to Home »
- KHITTAH PERJUANGAN IRM
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Saya Ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad sebagai Nabi dan utusan Allah.
“Katakanlah ! Inilah Khittah
perjuanganku. Aku dan pengikut-Ku akan mengajak ke jalan Allah berdasarkan
penjelasan (penalaran) yang nyata. Maha suci Allah dan aku bukan termasuk
orang-orang yang musyrik (Q.S 12:108)
Dasar-Dasar Kepercayaan
Hakekat
keimanan atau kepercayaan dalam diri manusia adalah aktualnya tat nilai
ketuhanan (Rabbaniyah), yang menjiwai terhadap seluruh aktivitas
kemanusiaan yang berdasarkan kesadaran bahwa hidup ini berasal dari tuhan dan menuju Tuhan (inna lillahi
wa inna ilahi raaji’uun, Sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan akan
kembali kepada-Nya)Q.S :2: 156, maka Allah adalah asal dan tujuan hidup
tempat kembali segala sesuatu/makhluk.
Adapun
tauhid adalah inti dari setiap ajaran islamyang benar, atau hanif , yang mengajarkan keimanan yang
benar kepada Allah. Dengan sikap iman yang benar sebagai makhluk yang bertauhid
kepada Tuhanyang maha esa, maka berarti kita telah menegaskan diri bahwa satu-satunya kepastian atas wujud Tuhan
adalah Allah. Adapun yang lainnya adalaah wujud yang tak pasti, yang nisbi
belaka.
Ketegasan
sikap ini menuntut kita untuk menerjemahkan dalam segala tindakan. Termasuk
manusia sendiri, betapapun tingginya kedudukan dan kekuasaannya. Memutlakkan
kedudukan dan kekuasaan manusia oleh manusia merupakan sikap yang bertentangan
dengan ajaran Tauhid. Pengabdian yang tulus, ikhlas, dan utuh kepada Allah
tidak bisa terjadi dalam satu pribadi yang juga memiliki sikap yang sama kepada
makhluk lain, yaitu memutlakkan makhluk
disamping memutlakkan Allah. Tindakan yang demikian merupakan tindakan syirik,
pengingkaran atau menyekutukan, sedangkan orang yang melakukan tindakan syirik
disebut Musyrik. Adapun makhluk pada umumnya dan manusia pada khususnya,
yang mengalami pemutlakkan yang demikian disebut dengan “thaaghuut”, yang berarti tiran, yang
sekaligus akan menjelma menjadi nidd ( jamak: andaad), yaitu
musuh-musuh Allah. (Q.S:2.165).
Dalam
bertauhid dengan memurnikan iman
sesorang maka, akan melahirkan pengertian-pengertian logis tentang prinsip
ketuhanan sebagai implikasi tauhid.
Pengertian
logis prinsip ketuhanan, yaitu :
1. Kesatuan
penciptaan (Unity of creation) dimana segala kejadian atas
jagad raya sebagai “kosmos” ini menjadi
pertanda dan pelajaran bagi kita yang penuh hikmah, harmonis (beraturan, tidak
kacau), dan mencerminkan hakekat ketuhanan yang Maha pencipta, Yang maha kasih
dan saying (QS : 67:3).
2. Kesatuan
kemanusiaan (unity of mankind)
yang tidak dapat dibatasi oleh
perbedaan warna kulit, latar belakang, bahasa, sejarah, suku, ras, bangsa dan
negara.
3. Kesatuan
pedoman hidup berdasarkan agama wahyu (unity of guidance) bahwa secara esoteric, bathin, agama-agama wahyu (Abrahamic
religions) memiliki ajaran moral yang sama.
4. Kesatuan
tujuan hidup (unity of the purpose of life) . Ketiga prinsip
diatas bermuara pada penyembahan dan kepasrahan yang mendalam kepada Allah SWT
(QS : 3 : 64).
Sedangkan
implementasi tauhid ditafsirkan sebagai jalan menuju :
Pencerahan : Sebagai organisasi atau pergerakan yang diarahkan dan
dibentuk dalam kerangka tauhid merupakan upaya penyadaran terhadap nilai eksistensi
manusia, menjadi pengingat dan pembangkit potensi insaniah, serta mengasah dan
mencerahkan naluri gaib cinta kasih yang tersembunyi pada eksistensi manusia. (QS. 96 : 1-5)
Pembebasan : Syahadah (Asyhadu-Allaa Ilaahaillallah
Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah). Dalamkerangka berfikir muslim
merupakan pernyataan yang bermula dengan menafikan lalu dititik puncaknya
adalah penisbahan (laa ilaa ha illallah). Pemaknaan kreatif terhadap syahadah mewujud dalam gerakan
membebaskan manusia lewat Tuhan. Ketika terbakar oleh api ilahi, kita
kembali dan memasuki putaran waktu dan mewarnai jalannya
sejarah, mengubah suatu dunia baru yang membebaskan. (Q.S. 09:129).
Kesemestaan/Universality. Sebagai
gerakan social religius merupakan keniscayaan untuk selalu berada dan bergerak
dalam komunitas masyarakatnya. Komunitas masyarakat dalam pandangan dunia
tauhid adalah merupakan locus kepedulian,keprihatinan dan pengabdian kepada
Allah. Dengan demikian kesemestaan bermakna
maka Ikatan Remaja Muhammadiyah
bergerak dalam setting social
yang unipolar dan menolak dikotomi orientasi pemanusiaan. (Q.S. 04:1).
Asas Gerakan IRM
Asas
diibaratkan sebagai pondasi atau tumpuan pijakan yang menopang sebuah bangunan
dan segala sesuatu yang ada diatasnya. Dengan demikian “asas” merupakan sumber
rujukan atau bahan perangkat normatif gerakan Ikatan Remaja Muhammadiyah.
Dengan
meletakkan Islam sebagai asas gerakan, merupakan penanda untuk mengangkat Islam
sebagai locus dalam menggunakan arah organisasi dan segmen garapannya (Pelajar
dan Remaja).
Dalam
mengolah, menata dan menentukan sikap gerakan, maka Islam sebagai penjelasan
kerangka nalar dari pola wujud asas organisasi ditransformasikan dengan titik
tekan atas; Ketuhanan/Ketauhidan, Pendidikan (Tarbiyah, Education) serta Kemanusiaan
dan Kebudayaan
Ketuhanan/Ketauhidan
Internalisasi nilai ketuhanan kedalam pribadi manusia
dalam rangka mencari kebenaran atau bermujahadah, yaitu usaha menumbuhkan etos
iman yang kreatif dalam rangka mencari kebenaran.
Pendidikan (Tarbiyah, Education)
Eksternalisasi nilai ketuhanan melalui usaha untuk
mengolah daya nalar, kesadaran dan kontemplasi hati suci manusia (Jihad,
menumbuhkan sikap sungguh-sungguh, etos kerja dan kreatifitas manusiawi).
Kemanusiaan dan Kebudayaan
Objektifikasi nilai-nilai ketuhanan dan pendidikan
kedalam kehidupan dengan usaha-usaha inovasi dan reformasi (atau lebih tepatnya
selalu melakukan ijtihad, yaitu melakukan kerja-kerja budaya dan kemanusiaan melalui
usaha pembaharuan (al-l-jaad) untuk
kemaslahatan kemanusiaan.
Landasan Perjuangan IRM
Landasan perjuangan adalah tiang-tiang yang memperkuat
sebuah bangunan. Oleh karena itu kami tegaskan bahwa landasan perjuangan adalah
perangkat metodologis dalam menerjemahkan sumber-sumber (asas-asas) normatif
gerakan Ikatan Remaja Muhammadiyah.
Adapun landasan perjuangan Ikatan Remaja Muhammadiyah
adalah dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dalam bahasa Qur’an dakwah adalah menuju
kepada jalan pembebasan dan menolak kepalsuan (Q.S 3:104)
Perangkat metodik dalam berdakwah seperti dijelaskan
dalam Al-Qur’an adalah melalui sistematika nalar yang benar (hikmah) dengan
tutur nasehat yang baik (mauidhah
hasanah) dan dengan dialog yang sehat (Mujadalah
al-ahsan)
Dakwah dengan prinsip – prinsip di atas, dimaksudkan
untuk menuju pada religiutas/kehidupan keagamaan, pemanusiaan (humanizing) dan
transformatif.
Religiusitas atau Kehidupan Keagamaan. Kehidupan keagamaan dalam
konteks dakwah amar ma’ruf nahi munkar adalah menumbuhkan keinsafan akan makna
hidup yang kukuh dalam masyarakat, memberikan penjelasan dan kejelasan tentang
ajaran-ajaran Islam, dengan dampak diharapkan berupa tumbuhnya sikap-sikap
keagamaan yang lebih sejalan dengan makna dan maksud hakiki ajaran agama, yang
sekaligus berkewajiban menjaga kekuatan moral (moral force). (QS. 9:122)
Pemanusiaan (Humanizing).
Prinsip dasar dari sebuah seruan moral adalah usaha
mengaktualkan potensi fitrah insaniyah. Dengan pijakan gerak seperti itu maka
usaha dakwah diarahkan senantiasa pada sisi esotheric
(batin), guna menggugah kesadaran primordial ilahiah.
Prinsip pemanusiaan ini memiliki dua akar potensi yang
terdapat dalam diri manusia. Pertama, kebudayaan dan yang kedua adalah
peradaban. Makna kebudayaan adalah kemampuan diri yang dicapai dengan
pertumbuhan, sedangkan makna peradaban adalah kekuasaan atas alam dengan
menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi, kota dan negara. Sebab peradaban
merupakan kelanjutan atas kemajuan teknis, yaitu kelanjutan dari unsur-unsur
mekanik, unsur-unsur alam, yang menunjukkan kekuatan-kekuatan potensial yang
sebenarnya sudah ada pada leluhur kita pada masa lalu. Peradaban memberi
pendidikan sedangkan kebudayaan memberi pencerahan. Yang satu dituntut melalui
belajar dan yang satu dituntut melalui perenungan, refleksi, kontemplasi atau
meditasi.
Transformatif
Hal ini dimaksudkan guna pembumian nilai-nilai Islam dan
mengupayakan kerja konstruktif terhadap maksud dan tujuan ajaran normatif Islam
dalam realitas sosial. Dengan demikian Islam menjadi sebuah ajaran yang peka
realitas, mengkritis dan memandu arah zaman.
Hasil Muktamar 2002, Yogyakarta.