- Back to Home »
- 5 Karakteristik Islam Berkemajuan
Azaki Khoirudin
Karakter Islam berkemajuan untuk pencerahan peradaban mampu memberikan kekuatan yang dinamis dalam menghadapkan pelajar Islam dengan perkembangan zaman. Dalam penghad
Gerakan ilmu telah dipelopori oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan dalam bingkai yang kokoh sebagaimana disebut sebagai “akal pikiran yang yang suci”, sedangkan dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) disebut “akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam”.
Islam berkemajuan memahami bahwa
Islam memiliki pandangan tentang komunitas yang dicita-citakan, yakni
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam pesan Al-Qur’an (Qs. Ali Imran ayat 110; Al Baqarah ayat
143), komunitas Islam yang diidealisasikan merupakan perwujudan khaira ummah
(komunitas terbaik) yang memiliki posisi dan peran ummatan wasatha (komunitas
tengahan), dan syuhada ‘ala al-nas (pelaku sejarah) dalam kehidupan
manusia.
Komunitas
terbaik yang dicita-citakan IPM adalah suatu komunitas pelajar yang di dalamnya
ajaran Islam berlaku dan menjiwai seluruh bidang kehidupan yang dicirikan oleh
ber-Tuhan dan beragama, berpersaudaraan, berakhlak dan beradab, berhukum
syar’i, berkesejahteraan, bermusyawarah, berihsan, berkemajuan, berkepe-mimpinan,
dan berketertiban. Dengan demikian komunitas terbaik
menampilkan corak yang bersifat tengahan, yang melahirkan format kebudayaan dan
peradaban yang berkeseimbangan. Komunitas yang maju, adil, makmur, demokratis,
mandiri, bermartabat, berdaulat, dan berakhlak-mulia (al-akhlaq al-karimah)
yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah. Menurut Abdul Mukti paling tidak ada
lima pondasi utama Islam berkemajuan, yang menjadi karakter pelajar
Muhammadiyah, yaitu:
1.
Memiliki Tauhid
yang Murni
Tauhid yaitu doktrin sentral dalam Islam. Misi IPM adalah tiada Tuhan yang berhak
disembah kecuali hanya Allah swt. Islam puritan yang selalu mengajak kepada
aqidah yang murni, bersih, lurus, dari berhala (klasik atau modern) yang
merusak.
2.
Memahami
al-Qur’an dan Sunnah Secara Mendalam
Bagi IPM, beragama Islam harus berdasarkan pada
al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbullah. Tidak bersifat taqlid (ikut-ikutan) trend,
budaya pop, dan lain-lain, tanpa pengetahuan tentangnya. Dalam beribadah dan
bermuamalah wajib menjadikan al-Qur’an dan sunnah sebagai titik pijak.
3.
Melembagakan
Amal Shalih yang Fungsional dan Solutif
Iman tidak sempurna tanpa amal shalih. Bagi IPM, amal shalih tidak semata-mata
berupa ibadah mahdhah. Amal shalih adalah karya-karya kreatif dan bermanfaat, merefleksikan
kerahmatan Islam dan kasih sayang Allah. Hidup untuk masyarakat dan semesta
alam.
4.
Berorientasi
Kekinian dan Masa Depan
Pelajar Muhammadiyah tidak terjebak pada
romantisme kejayaan masa lalu. Dalam melakukan program, berpikir dan bertindak
baik secara individu maupun kolektif harus menjadikan masa lalu sebagai titik pijak untuk
begerak kekinian dan merancang masa depan.
5.
Bersikap Toleran,
Moderat, dan Suka Bekerja Sama
Pelajar Muhammadiyah tidak boleh bersikap elitis dan ekslusif. Fanatisme Islam,
golongan ber-IPM secara berlebihan dan over-reaktif tidak dibenarkan. Kader IPM
tidak boleh menjadikan perbedaan masalah-masalah sepele, (khilafiah), teknis,
dan ecek-ecek sebagai sumber konflik. Namun, pelajar, Muhammadiyah
(kader, anggota) IPM harus memiliki sikap yang toleran (menghargai dan memahami perbedaan), moderat
(sederhana, adil, dan bijaksana), serta suka bekarja sama.