Sobat Kuntum, ada yang seru nih, 28-30 Oktober 2013 kemaren IPM baru saja sukses adakan Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil) se-Indonesia. Kegiatan ini mengambil tema “Membumikan Gerakan Ilmu untuk Pelajar Berkemajuan”. 
Jadi Sob, di forum Konpiwil 2013 ini, IPM mendiskusikan model gerakan yang cocok untuk IPM. Karena, setelah cukup lama, sejak sebelum 1998, gerakan IPM bersifat individu yang dikenal dengan “Tiga T”, yaitu Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Organisasi.  Lanjut ya sob, setelah Orde Baru tumbang, persoalan pelajar semakin kompleks tidak hanya di masalah internal organisasi tetapi juga eksternal terutama kaitannya dengan struktur kebijakan negara di bidang pendidikan. Akhirnya, Muktamar 2004 (Bandar Lampung) digagaslah Manifesto Gerakan Kritis-Transformatif dengan jargon “Tiga P” “Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan”.
Singkat Cerita, Kenapa IPM Berubah Gerakan?
Sob, pasti kamu bertanya-tanya? Sebenarnya kanapa sih IPM harus berubah gerakan? Perubahan ini, sebenarnya sudah lama ingin dikakukan, yaitu sejak muktamar 2008 (di Solo), dimana muktamar itu merupakan momentum perubahan IRM menjadi IPM. Dengan berubahnya nama ini tentu memiliki konsekuensi terhadap perubahan seluruh atribut IPM. Namun, perubahan nama IRM ke IPM belum berubah sampai pada tataran paradigma (konsep, model) gerakan IPM.
Sebenarnya Sob, ijtihad gerakan sudah terus dilakukan, saat muktamar 2010 IPM di (Yogya).  Di sini gagasan gerakan baru muncul yaitu Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) sebagai model dan alternative gerakan IPM. Dengan konsep GPK ini, pelajar dapat merasakan kegiatan-kegiatan IPM yang bersifat komunitas dan menampung minat dan bakat para pelajar di sekolah.
Ketika dievaluasi Sob, saat konpiwil 2011 di Ternate, GPK bukanlah paradigma (model) baru, namun hanya “Strategi Gerakan”, supaya tidak terkesan ada gerakan lagi, maka diubahlah menjadi “Strategi Kreatif”. Akhirnya Sob, ijtihad itu menuaikan titik temu saat Muktamar 2012 (Palembang). Kalau kamu membaca  tanfidz muktamar XVIII Sob, IPM menemukan paradigma gerakan IPM dalam konteks pelajar, yaitu Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) dengan “Tiga P” yang baru, yaitu “Pencerdasan, Pemberdayaan, dan Pembebasan”.
Gerakan Pelajar Berkemajuan: Gerakan Ilmu?
Sobat, pasti kamu bertanya lagi, Apa dan bagaimana Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB)? Kenapa IPM memilihnya sebagai model gerakan.  GPB adalah seperangkat konsep  yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan atau masalah yang dihadapi oleh pelajar”.  Lebih simpelnya Sob, GPB  adalah gerakan ilmu yang tepat bagi IPM, karena sesuai dengan basis masanya yaitu pelajar.
Sebagai sebuah paradigma gerakan Sob, GPB itu menjadikan Islam yang Berkemajuan sebagai alat untuk memahami dan menjawab persoalan pelajar. Islam yang berkemajuan itu Sob, memiliki tiga karakter utama, yaitu “Membebaskan, Memberdayakan, dan Memajukan”. Coba kamu berpikir Sob, kemunculan, GPB adalah upaya cerdas  yang dilakukan IPM. Karena, selain momen keharusan perubahan IRM ke IPM tidak sekedar nama saja, tetapi harus disertai perubahan model gerakan. Kini IPM Juga saat Muhammadiyah memasuki abad kedua, perlu mereaktualisasikan Islam yang berkemajuan.
Sob, dalam Konpiwil di Padang kali ini, konsep GPB lebih sempurna, karena di dalamnya dijelaskan mulai dari: a. Asumsi  Dasar; b. Etos / Nilai-nilai; c. Model d. Masalah; e. Konsep  f. Metode Penelitian ; g. Metode Analisis; h. Hasil Analisis; dan i. Representasi. Sob, kini IPM telah benar-benar menjadi gerakan pelajar, dan memiliki konsep gerakan, yaitu gerakan ilmu. Saatnya kita semua, membumikannya dalam aksi nyata. Jaya IPM. Nuun, Walqalami Wamaa Yasthuruun.

Azaki Khoirudin (Ketua Tim Materi Konpiwil 2013 Padang)

- Designed by Azaki Khoirudin -