- Back to Home »
- PANDANGAN ISLAM YANG BERKEMAJUAN
PANDANGAN ISLAM YANG BERKEMAJUAN
(Tanfidz Muktamar se-Abad Muhammadiyah)
Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung
nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan.
Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang
melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Adapun da’wah dan tajdid
bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai
agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam perspektif
Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan (din al-hadlarah),
yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan.
Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam
yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi
dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana
terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjadi
inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Secara ideologis Islam yang berkemajuan untuk
pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan
tajdid secara aktual dalampergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan
kemanusiaan universal. Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu
merupakan wujud dari ikhtiar meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang
bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah
tantangan kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks.
Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran,
kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup
secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjungtinggi kemuliaan
manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang
mengelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan,
antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi
seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi
alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara
positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras,
golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.
Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan
misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912.
Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah
telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi
reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi
kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan
adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan
dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan
hidup umat manusia.
Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan
pencerahan, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan dan
pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum muslimin, tetapi
sekaligus melakukan pembaruan dalam mu’amalat dunyawiyah yang membawa
perkembangan hidup sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam yang berkemajuan
semakin meneguhkan perspektif tentang tajdid yang mengandung makna pemurnian
(purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang
seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah (al-ruju’
ila al-Quran wa al-Sunnah) untuk menghadapi perkembangan zaman.
Karakter Islam yang berkemajuan untuk pencerahan peradaban telah
memberikan kekuatan yang dinamis dalam menghadapkan Islam dengan perkembangan
zaman. Dalam penghadapan Islam atas realitas zaman itu dikembangkan ijtihad
dengan penggunaan akal pikiran dan ilmu pengetahuan sebagai instrumen kemajuan,
sehingga Islam benar-benar menjadi agama bagi kehidupan yang bersifat
kontekstual tanpa kehilangan pijakannya yang autentik pada sumber ajaran.
Ijtihad dan tajdid dalam gerakan Muhammadiyah sejak awal menemukan ruang
artikulasi dalam kontekstualisasi ajaran Islam sebagaimanadikembangkan oleh
Kyai Haji Ahmad Dahlan. Adapun rasionalisasi memperoleh bingkai yang kokoh
sebagaimana disebut pendiri Muhammadiyah sebagai “akal pikiran yang yang suci”,
sedangkan dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah disebut “akal
pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam”.
Muhammadiyah memandang bahwa Islam dalam pergumulan dengan
kehidupan sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung
tinggi amal sejajar dengan iman dan ilmu, sehingga Islam hadir dalam paham
keseimbangan sekaligus membumi dalam kehidupan. Dalam kehidupan yang konkret
tidak ada manifestasi lain dari Islam kecuali dalam amal. Kyai Ahmad Dahlan
dengan Muhammadiyah yang dididirikannya memelopori penafsirkan ulang doktrin
Islam secara nyata untuk perubahan sebagaimana tercermin dalam teologi
Al-Ma’un. Dari teologi Al-Ma’un lahir transformasi Islam untuk mengubah
kehidupan yang bercorak membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Model
pemahaman doktrin Islam dan penafsirannya yang implementatif itu menunjukkan
daya hidup dan kemampuan Muhammadiyah dalam merumuskan ulang pesan-pesan dan
nilai-nilai Islam yang responsif dengan problematika kemanusiaan, serta
berdialog dengan realitas zaman secara cerdas dan mencerahkan.
Muhammadiyah memahami bahwa Islam memiliki pandangan tentang masyarakat
yang dicita-citakan, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam pesan
Al- Quran (QS. Ali Imran ayat 110; Al Baqarah ayat 143), masyarakat Islam yang
diidealisasikan merupakan perwujudan khaira ummah (umat terbaik) yang
memiliki posisi dan peran ummatan wasatha (umat tengahan), dan syuhada
‘ala al-nas (pelaku sejarah) dalam kehidupan manusia. Masyarakat Islam
adalah suatu masyarakat yang di dalamnya ajaran Islam berlaku dan menjiwai
seluruh bidang kehidupan yang dicirikan oleh ber-Tuhan dan beragama,
berpersaudaraan, berakhlak dan beradab, berhukum syar’i, berkesejahteraan,
bermusyawarah, berihsan, berkemajuan, berkepemimpinan, dan berketertiban.
Dengan demikian masyarakat Islam menampilkan corak yang bersifat tengahan, yang
melahirkan format kebudayaan dan peradaban yang berkeseimbangan.
Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah memiliki
kesamaan karakter dengan masyarakat madani (civil-society) yang maju,
adil, makmur, demokratis, mandiri, bermartabat, berdaulat, dan berakhlak-mulia
(al-akhlaq al-karimah) yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah. Masyarakat
Islam sebagai kekuatan madaniyah (masyarakat madani) menjunjungtinggi
kemajemukan agama dan pemihakan terhadap kepentingan seluruh elemen masyarakat,
perdamaian dan nir-kekerasan, serta menjadi tenda besar bagi golongan dan
kelompok masyarakat tanpa diskriminasi. Masyarakat Islam yang dicita-citakan
Muhammadiyah merupakan masyarakat yang terbaik yang mampu melahirkan peradaban
yang utama sebagai alternatif yang membawa pencerahan hidup umat manusia di
tengah pergulatan zaman.