- Back to Home »
- DEKLARASI IPM sebagai GERAKAN ILMU (Mencari Ideologi Gerakan Keilmuan IPM)[1]
Rentang panjang
perjalanan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) selama ini berada di tengah
liku-liku kehidupan kebangsaan dan keummatan yang mengalami proses deviasi-deviasi
dari arus utamanya, untuk membangun kehidupan kebangsaan yang damai, adil, dan
sejahtera. Eksistensi IPM pun, mengalami dinamika yang hampir serupa. Tentu
tidak bisa dinafikkan, bahwa perjalanan IPM telah memberikan warna bagi
entitas-entitas yang lain. Paling tidak IPM telah memberikan warna bagi
dirinya, sehingga menampilkan sosok yang selama tampil, entah itu sosok yang
telah memberikan warna dinamis-progresif dalam melakukan perubahan cara pandang
(word-view), prilaku, ideologi gerakan dan lain-lain, yang telah
memberikan artikulasi-reflektif-transformatif bagi pengembangan IPM. Ada juga
warna lain IPM lebih sering menampilkan dirinya dalam wujud organisasi
“kanak-kanak”, ia lebih sering menampilkan kehidupan organisasi yang tidak
sehat, penuh dengan konflik, walaupun tidak jelas apa yang dipersoalkan bahkan
diperjuangkan. Oleh karena itu, yang muncul kemudian adalah sikap-sikap
arogansi dan tidak mencerminkan sebagai kader IPM.
Di usianya yang sudah 38 tahun, bukanlah waktu yang cukup
untuk menunjukkan sebuah eksistensi yang established. Namun juga, bukan
waktu yang singkat untuk mengukir sejarah pergerakan yang dinamis mengikuti
arus besar perubahan yang memang cepat dan serba uncertainty ini. Lantas di usia sedemikian itu, apa yang sudah
diperbuat IPM? Apa pula yang hendak dilakukan (what next)? Tentu
jawabannya dikembalikan kepada pasukan inti IPM. Lantas, siapa stake
holder itu? Jawabannya adalah kita semua, yang senantiasa harus bercermin
dari realitas yang ada, untuk meyakini bahwa diri kita bukan entitas yang
paling eksistensial, bahkan mungkin kalau mau jujur kita mungkin masih
tertinggal dari yang lain.Tetapi kita tidak mesti kawatir, justru kita bisa
optimis bahwa organisasi kita tidak termasuk daftar organisasi yang mengeruk
kekayaan rakyat, yang selama ini menjadi ultimate of goal dari
aktifitasnya. Paling tidak, IPM telah melahirkan kader-kader excellent,
clean, yang tidak terkontaminasi oleh arus pembusukan moral bangsa,
walaupun secara kuantitatif relatif belum banyak, tetapi yakinlah bahwa kita
pasti akan menjadi mainstream dari organisasi yang ada sekarang ini
sebab dari perspekstif kejernihan hati nurani inilah kita beranjak.
Tentu itu semua memerlukan evaluasi secara kontinyu, bahkan
kalau perlu melakukan kaji ulang secara cerdas terhadap teks-teks suci yang
kita miliki, demi kesinambungan dalam membangun spirit gerakan IPM, sehingga
tidak lapuk terkena hujan dan tidak lekang terkena panas. Peran strategis
kader-kader IPM dalam mengambil alih posisi, atau bahkan harus merebut peran
intelektual disemua sektor lapisan society (masyarakat) sehingga
bangunan civil society akan empowering terhadap dominasi dan
hegemonik state, atau entitas-entitas yang menghegemonik lainnya. Oleh
karena itu tidak bisa ditolak bangun dasarnya adalah lahirnya kader-kader
intelektual strategik, yang tentu dengan tidak malu-malu menampilkan keanggunan
moralitas (akhlakul karimah), maka dibutuhkan instrumen-instrumen untuk
mendukung kearah terciptanya kader-kader tersebut, paling tidak yang paling
sederhana tetapi urgen adalah lingkaran-lingkaran diskusi (membangun lingkar
inti), membangun aliansi strategik dengan kelompok-kelompok yang lainnya.
Evaluasi dilakukan bukan untuk sekedar usaha korektif atas
program-program yang sudah, lebih dari itu harus berani memunculkan
pilihan-pilihan baru sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zamannya.
Evalusai tentu dilakukan dengan aktifitas praksis seperti penyelenggaraan
Lokakarya Nasional di Malang ini. Sesuatu yang tidak hanya monumental tetapi
penting untuk dijadikan kaji ulang terhadap landasan pijakan gerak IPM selama
ini; jangan-jangan kita sudah tidak punya landasan pijak lagi sehingga IPM
selalu gamang dihadapkan pada realitas diluar dirinya. Lokakarya ini yang
difokuskan membahas tentang
keorganisasian, perkaderan dan IPMawati, tentu memiliki tujuan strategis bagi progresifitas gerakan IPM yang genial-artikulatif-berkemajuan.
Dari dialektika yang ada, memunculkan satu temuan bahwasanya IPM sudah kehilangan ruhul gerakannya. Oleh karena itu, tugas kita untuk
menemukan ruh gerakan itu. Sehingga, IPM tidak gamang lagi menghadapi tantangan
dan persaingan yang menghadap dihadapannya. Ada juga usul-usul yang cerdas,
untuk meletakan itu sebagai basis ideologi gerakannya. Walaupun pilihan-pilihannya
masih bersifat anti-thesa, dan kecenderungan tidak jujur. Tetapi yang
terpenting, adalah keberanian untuk memunculkan wacana pilihan ideologi
gerakan, seperti mengelaborasi konsep Rancang Bangunnya PP IPM: Visi 2012-2014
ini. Secara umum
eksplorasi keorganisasian lebih menitik beratkan pada sikap profesionalisme
kader-kader IPM, tentu harus diimbangi dengan skill managerial yang
handal, sehingga pengelolaan organisasi dilakukan dengan baik, kebutuhan akan
sistem manajemen modern dalam pengelolaan sebuah organisasi menjadi kebutuhan
mendasar untuk menciptakan organisasi yang
openended management. Dan daripada itu, keharusan untuk
meminimalisir konflik intern organisasi menjadi langkah penting bagi
terciptanya kehidupan organisasi yang sehat-kondusif dan dinamis
Revitalisasi ideology
keilmuan atau ideologi pencerahan kader IPM menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Format dan
sistem pergerakan diarahklan pada pembentukan
militansi kader yang intelektualis (elit pencerah bangsa), moral-spiritualis
dan memiliki kompetensi profesional dan sensitifitas sosial yang tangguh.
Hal ini harus diwujudkan dengan berbagai perubahan mendasar atas sistem dan
format yang ada selama ini. Kendala lambatnya perkembangan pertambahan
kuantitas ketokohan kader perlu disiasati dengan tetap pengemukaan kualitas
kader sebagai prioritas. Itulah sebabnya, nilai-nilai yang hendak dibangun
untuk mengkonstruksi kader disesuaikan dengan asumsi besar bahwa kader IPM
harus memiliki basic of knowledge yang kokoh dan ghirah kejuangan
yang tinggi.
Melalui IPM dapat dioptimalkan proses pembudayaan pelajar
untuk menjadi sosok yang cerdas dan reilijus, sekaligus menjadi calon elite
pencerah di Republik ini. IPM merupakan wahana pembelajaran bagi para siswa
Muhammadiyah untuk membina diri dalam hidup yang cinta ilmu, jujur, disiplin,
tanggungjawab, mandiri, berjiwa wirausaha, dan sikap positif lainnya sehingga
memiliki keunggulan untuk menjadi kader Persyarikatan, umat, dan bangsa. Karenanya
menjadi penting bagi IPM untuk terus menerus agar anak-anak bangsa ini semakin
cerdas, relijius, dan bermaslahat bagi kehidupan bersama. Khusus bagi para
aktivis IPM diperlukan usaha yang sungguh-sunguh untuk menjadikan gerakan ini
benar-benar menjadikan generasi terpelajar Indonesia yang cerdas dan berakhlak
mulia serta menjadi pencerah bangsa dam dunia kemanusiaan unuversal. Di sinilah
pentingnya jihad intelektual dan jihad ruhaniah para kader IPM.
Demikianlah, IPM
telah menemukan semangat yang hilang selama ini. Masa renaissance IPM
telah datang. Langkah progresif sudah saatnya diambil dengan tetap mengambil
nilai kesejarahan yang memang sangat kental dengan nuansa perjuangan Pelajar
muslim yang gelisah atas realitas sosial yang timpang. Sudah saatnya IPM
menjadi bagian terpenting dalam implementasi konsepsi Islam untuk kemanusiaan
universal. Jayalah IPM!!!!! Amiiin..